Laporan PKL Jurusan Administrasi Perkantoran
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT.INDONESIA POWER
Disusun
Oleh :
Nama
: Fauzia Ramadhan
: Septian Effendi
Kelas
: XI AP 2
SMK AL-FAJAR PALABUHANRATU
Jln.Dewi Sartika No.1416
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Laporan Praktik Kerja Industri ini disusun oleh:
Nama
: Faujia ramadhan
:
Septian effendi
Kelas
: XI AP 2
NIS
:
Telah melaksanakan Praktik Kerja
Industri di PT.INDONESIA POWER Isi dan format ini telah disetujui dan
dinyatakan memenuhi syarat penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri pada program
keahlian Teknik Komputer dan Jaringan, SMK Al-Fajar Palabuhanratu.
Disahkan,…………………2018
Mengetahui,
Pembimbing sekolah,
Pembimbin instansi,
SUNARDI,S.Pd
QANSA AL-GIFARI
Ketua jurusan
Kepala Sekolah Smk Al-Fajar
Komputer dan Jaringan
NILAWATI,S.Pd
Drs.H.MAFAHIR
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan di bawah ini
Guru Pembimbing, Pembimbing Lapangan Praktik Kerja Industri PT.INDONESIA POWER dan Kepala SMK Al-FAJAR Palabuhanratu menyatakan
bahwa Praktik Kerja Industri dari:
Nama
: FAUZIA RAMADHAN
: SEFTIAN EFFENDI
-
Kelas
: XI AP 2
Telah diperiksa dan dinyatakan sudah
selesai melaksanakan Praktik Kerja Industri pada :
Hari
: Senin
Tanggal
: 30 April
Guru Pembimbing
Sunardi
S.Pd
|
Pembimbing Lapangan
Qansa
Alghifari
|
Mengetahui,
|
|
Kepala Sekolah
Drs.H
Mafahir
|
Pimpinan
instansi
Edwin Hidayat
|
DAFTAR ISI
BAB
1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Batasan Masalah
C.Tujuan
a.
Tujuan Umum
b.
Tujuan Khusus
D.Manfaat Praktek Kerja Lapangan
E.Metode Pengumpulan Data
F.Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
1.
Tempat Praktek
2.
Waktu Pelaksanaan
3.
Kegiatan
G.Sejarah Singkat PT. INDONESIA POWER
a.
Unit-unit Pembangkit PT.
INDONESIA POWER
b.
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pemeliharaan (UJH)
c.
Visi Dan Misi PT.
Indonesia Power
d.
Tata Kelola Perusahaan
e.
Manajemen Risiko
f.
Anak Perusahaan PT.
INDONESIA POWER
H.Letak Wilayah
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Teori Kearsipan
1.
Pengertian Arsip dan
Kearsipan
2.
Jenis-jenis Arsip
B.Sistem Kearsipan
1.
Pengertian Sistem
Kearsipan
2.
Macam-macam Sistem
Kearsipan
BAB
IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran-Saran
1.
Untuk Sekolah
2.
Untuk Siswa yang akan
Praktek
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
1
Pemerintah melalui Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan kebijaksanaan link and match yang berlaku
pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan mendapat tugas langsung dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk mengembangkan dan melaksanakan pendekatan pendidikan dengan sistem ganda
pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Pendekatan Pendidikan dengan Sistem
Ganda sebagai kajian tak terpisahkan dari kebijakan link and match yang
dijadikan pola utama penyelenggaraan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan yang
di mulai pada tahun pelajaran 1994/1995
Pelaksanaan Pendidikan dengan Sistem Ganda / Prakerin
sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “Link and Macth” dalam perosesnya
dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dalam mencapai tujuan relevasi pendidikan dengan tuntunan kebutuhan
tenaga kerja.
Kegiatan penyelenggaraan praktek di
dunia usaha / industri ini disamping keahlian profesional siswa meningkat
dengan tuntunan kebutuhan dunia usaha / industri, juga siswa akan memiliki etos
kerja yang meliputi : kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif,
hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu, dan kerajinan dalam bekerja.
Untuk mendeteksi perkembangan siswa dan siswi peserta PSG/PKL di dunia usaha /
industri diperlukan suatu perangkat yang dapat memberikan informasi tentang
kualitas dan jenis kegiatan praktek siswa. Perangkat yang dimaksud “Jurnal
Kegiatan Siswa”, jurnal ini berfungsi sebagai suatu bentuk laporan kegiatan
siswa selama bekerja di dunia usaha / industri.
SMK Al-Fajar Palabuhanratu merupakan
sekolah yang terdiri dari tiga jurusan, yang salah satunya Administrasi
Perkantoran. Selama tiga tahun bersekolah di SMK Al-Fajar Terpadu
Palabuhanratu siswa dan siswi dibekali ilmu dan keterampilan dibidangnya
masing-masing dan lulusannya disiapkan menjadi tenaga kerja di dunia industri
yang tentunya akan menjadi cakap, terampil, bertanggung jawab, dan
berkompetensi.
Sebagai salah satu pengalaman yang
berharga dalam dunia kerja dan sebagai syarat kelulusan yaitu melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan atau insatnsi yang relevan dengan
ilmu yang didapat dari Sekolah Menengah Kejuruan.
Praktek Kerja Lapangan ini diadakan
dalam rangka menyambut datangnya pasar bebas tingkat asia maupun dunia sehingga
siswa sudah siap dalam menghadapi dan berada didalamnya.
SMK Al-Fajar Palabuhanratu
membuat program yaitu lamanya prakerin dan waktu pelaksanaan prakerin. Program
tersebut sangatlah penting untuk pengembangan kompetensi peran siswa dan untuk
bisa belajar dan mengenal dunia industri. Adapun lama pelaksanaannya praktek
kerja industri selama kurang lebih 3 bulan dan waktu pelaksanaannya pada awal
semester empat.
Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini, penulis akan membahas tentang “Teori Kearsipan”, mengingat pembahasan yang
tentunya tidak bisa dituliskan karena ada batasan waktu dan pengetahuan. Serta
banyaknya praktek yang dilakukan mengenai “Kearsipan” dengan dasar tersebut
penulis ingin pembaca mengetahui gambaran tentang “Kearsipan”.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang
telah dilaksanakan oleh siswa dan siswi SMK Al-FAJAR PALABUHANRATU.
Merupakan program keahlian yang tentunya mempunyai tujuan yang telah
direncanakan dan diharapkan dapat dicapai oleh siswa dan siswi. Adapun tujuan
penyelenggaran Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :
a) Menghasilkan tenaga kerja yang
memiliki keahlian profesional dengan pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja
yang sesuai dengan tuntunan lapangan kerja.
b) Memberikan pengakuan dan penghargaan
terhadap penglaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
c) Meningkatkan efisiensi proses
pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas / profesional.
d) Membekali siswa dengan pengalaman kerja yang
sesungguhnya dalam dunia keja dan masyarakat.
e) Memantapkan kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas serta mendorong siswa untuk
berjiwa wirausahawan dan mau bekerja.
f)
Merupakan salah satu sarat untuk
mencapai kesempurnaan sebagai siwa sekolah menengah kejuruan
1. Menyiapkan siswa dan siswi agar
mampu mengaplikasikan kemampuan, berkompetensi tinggi, dan mengembangkan diri.
2. Meningkatkan status dan kepribadian
siswa sehingga mampu berinteraksi,berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung
jawab serta disiplin yang tinggi.
3. Memberikan kesempatan bagi para
siswa yang berpotensi untuk menjadi tenaga kerja terampil dan produktif
berdasarkan pengakuan standar potensi.
1) Menambah wawasan kepada siswa dan
siswi yang melaksanakan Praktek Kerja Industri.
2) Menambah pengalaman bagi siswa dalam
bekerja di dunia industri.
3) Terjalinnya hubungan silaturahmi
antara sekolah dan instansi terkait.
4) Menjadikan siswa lebih bisa
bersosialisasi di dunia kerja sehinnga siswa lebih mengenal dunia usaha.
Adapun metode pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Wawancara / Interview
Yaitu cara pengumpulan data atau
keterangan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung / dengan sumber data
atau responden.
2. Metode Literatur
Yaitu cara pengumpulan data dengan
jalan mengambil data dari buku-buku / catatan-catatan yang berhubungan dengan
topik yang di gunakan sebagai bahan data.
3. Metode Observasi / Pengamatan
Yaitu cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung pada proses kegiatan yan dijadikan data.
a. Nama Instansi : PT. INDONESIA POWER
b. Alamat Lengkap : Desa Citarik, Kec.
Palabuhanratu,.
Kab. Sukabumi. Tel. (0266) 435502,
Fax. (0266) 435503
c. Nama Pimpinan : Rolly
a. Lama Praktek : 12 Minggu (3 Bulan)
b. Dimulai tanggal : 5 Februari
2018
c. Diakhiri tanggal : 30 April 2018
Dalam melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu tanggal 5 Februari 2018.
Adapun jadwal kegiatan jam kerja adalah sebagai berikut :
Berikut adalah kegiatan selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan di PT. INDONESIA POWER, antara lain :
1)
Senam Pagi sebelum bekerja di hari jum’at
2) Semangat kerja
sebelum bekerja di ruang administrasi pada hari senin
Hari
|
Jam Masuk
|
Jam istirahat
|
Jam Pulang
|
Minggu
|
Libur
|
Libur
|
Libur
|
Senin
|
07.00
WIB
|
12.00
WIB
|
16.00
WIB
|
Selasa
|
07.00
WIB
|
12.00
WIB
|
16.00
WIB
|
Rabu
|
07.00
WIB
|
12.00
WIB
|
16.00
WIB
|
Kamis
|
07.00
WIB
|
12.00
WIB
|
16.00
WIB
|
Jum’at
|
07.00
WIB
|
12.00
WIB
|
16.00
WIB
|
Sabtu
|
Libur
|
Libur
|
Libur
|
Sejarah PT. Indonesia Power berawal
pada akhir abad ke 19, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari riwayat
perkembangan kelistrikan di indonesia. Saat itu sejumlah perusahaan Belanda
yang bergerak di bidang perkebunan, pabrik gula dan pabrik membangun pembangkit
listrik untuk kepentingan sendiri. Selanjutnya, sebuah perusahaan gas swasta
Belanda, bernama NV NIGM (Naamloze Vennoootschape Nederland Schelndische Gas
Maat Schappij) memperluas usahanya dibidang kelistrikan untuk kepentingan umum
dan memperoleh ijin konsesi berdasarkan Ordonansi 1890 No. 190, tanggal 18
September 1890.
Seiring dengan peningkatan manfaat
listrik bagi masyarakat, Pemerintah pada tahun 1927 membentuk Lands Water
Kracht Bedrijven atau perusahaan listrik Negara yang mengelola Pusat Listrik
Tenaga Air (PLTA) Plengan, Lamajan, Bengkok Dago, Ubruk dan Kracak di Jawa
Barat. Pembangkit-pembangkit inilah yang dikemudian hari diserahkan dan
dikelola oleh PLN PJB 1, di tahun 1995, disamping beberapa pembangkit lain yang
berkapasitas lebih besar. PLN pun terus berupaya membangun bidang
ketenagalistrikan, sedangkan tugas pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik
di Jawa Bagian Barat (KJB) dan PLN pembangkitan dan penyaluran Jawa Bagian
Timur (KJT).
Pada tahun 1994, status PLN yang
semula berbentuk Perusahaan Umum beralih menjadi Persero. Pada tahun 1995
status baru tersebut diikuti dengan perubahan PT. PLN (Perseo), yang kemudian
di tindak-lanjuti dengan peningkatan fungsi PLN P2B dengan tambahan tugas
penyaluran, menjadi PLN P3B. Dengan perubahan fungsi ini maka KJB dan KJT hanya
berfokus pada fungsi pembangkitan. Dua oraganisasi inilah yang menjadi cikal
bakal anak perusahaan PLN, yakni Pembnagkit Tenaga Listrik Jawa Bali I (PJB I)
dan pembangkit listrik Jawa Bali II (PJB II). PLN PJB I mempunyai oraganisasi
sendiri dengan tugas mengelola delapan Unit Pembangkit, masing-masing Suralaya,
Saguling, Mrica, Priok, Perak dan Grati, Bali, Semarang, Kamojang dan satu Unit
Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Didirikan pada 3 Oktober 1995
sebagai anak perusahaan PT. Pembangkitan Jawa Bali I (PT PJB I) merupakan anak
perusahaan PT. PLN (Persero) yang bergerak dalam usaha pembangkitan tenaga
listrik didirikan pada 3 Oktober 1995. Nama itu kemudian berubah manjadi PT.
Indonesia Power pada tanggal 3 Oktober 2000. Perubahan nama tersebut
mengukuhkan penetapan tujuan perusahaan untuk sepenuhnya berorientasi pada
bisnis dan mengantisipasi kecenderungan pasar yang senantiasa berkembang. Dalam
kurun waktu belasan tahun, Indonesia Power telah berkembang dengan cepat
melalui kinerja usaha yan meyakinkan.
Dengan berawal pada pengelolaan
Pembangkit Listrik di Jawa Bali, saat ini Indonesia Power telah melakukan
pengembangan bisnis Jasa Operasi Pemeliharaan di seluruh Indonesia baik melalui
pengelolaan sendiri, melalui anak perusahaan, maupun melalui usaha patungan.
PT. Indonesia Power mengelola 5 unit pembangkit (UP), yaitu UP Suralaya, UP
Semarang, UP Perak Grati, UP Saguling, dan UP Mrica, 1 Unit Jasa Pemeliharaan
(UJH), 6 Unit Jasa Pembangkitan (UJP), yaitu UJP Banten 1 Suralaya, UJP Banten
2 Labuan, UJP Banten 3 Lontar, UJP Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu, UJP Jawa Tengah
2 Adipala, dan UJP Pangkalan Susu, serta 3 Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
(UPJP), yaitu UPJP Priok, UPJP Bali, dan UPJP Kamojang.
Untuk memastikan seluruh proses yang
ada di Perusahaan terkelola dengan baik dan sesuai dengan prinsip etika bisnis
yang sehat, PT. Indonesia Power telah mengimplementasikan Integrated Management
System yang mencakup ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 28000, SMK3, SMP,
PAS 55, dan kriteria Baldrige, yang dievaluasi setiap tahun melalui audit
internal dan eksternal untuk perbaikan kinerja perusahaan.
·
PT. Indonesia Power Unit
pembangkitan Banten 1 Suralaya (UP SLA)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Tanjung Emas Semarang
(UP SMG)
·
PT.Indonesia Power Unit Pembangkitan
Dan Jasa Pembangkitan Bali (UPJP BALI)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Banten 1 Saguling (UP SGL)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Mrica (UP MRC)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Dan Jasa Pembangkitan Perak Grati (UPJP PGT)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Dan Jasa Pembangkitan Priok (UPJP TGP)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Dan Jasa Pemnagkitan kamojang
(UPJP KMJ)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pemeliharaan (UJH)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Banten 2 Labuan (UJP BLB)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Banten 3 Lontar (UJP BLT)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu (UJP JPR)
·
PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan Pangkalan Susu (UJP PNS)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan Jawa Tengah 2 Adipala (UJP ADP)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan PLTGU Cilegon (UJP CLG)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan Barru (UJP BRU)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan PLTU Jeranjang (UJP JRJ)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan PLTU Sanggau (UJP SGU)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan PLTU Holtekamp (UJP HTC)
·
PT. Indonesia Power Unit Jasa
Pembangkitan PLTU Sintang (UJP STG)
·
Sub Unit PLTD Senayan
·
Sub Unit PLTA Plengan
·
Sub Unit PLTA Lamajan
·
Sub Unit PLTA Cikalong
·
Sub Unit PLTA Bengkok
·
Sub Unit PLTA Kracak
·
Sub
Unit PLTA Ubrug
·
Sub Unit PLTA Parakankondang
·
Sub Unit PLTA Kedungombo
·
Sub Unit PLTA Klambu
·
Sub Unit PLTA Jelok
·
Sub Unit PLTA Ketenger
·
Sub Unit PLTA Garung
·
Sub Unit PLTA Wadaslingtang
·
Sub Unit PLTA Sempor
·
Sub Unit PLTA Wonogiri
·
Sub Unit PLTG Sunyaragi
·
Sub Unit PLTG Cilacap
·
Sub Unit PLTG Gilimanuk
·
Sub Unit PLTG Pamaron Bali
·
Sub Unit PLTU Perak
·
Sub PLTA Sidorejo
·
Sub PLTA Timo
·
Sub PLTA Pejengkolan
·
Unit PLTP Darajat
·
Unit PLTP Gunung Salak
·
Unit PLTP Ulumbu
· Visi
Menjadi Perusahaan Energi Terpercaya Tumbuh Berkelanjutan.
· Misi
Menyelenggarakan Bisnis Pembangkit Tenaga Listrik Dan Jasa
Terkait Yang Bersahabat Dengan Lingkungan.
· Kompetensi Inti
Operasi Pemeliharaan Pembangkit Dan Pengembangan Pembangkit.
· Budaya Perusahaan PT. Indonesia
Power
INDONESIA POWER WAY Adalah Budaya Perusahaan Yang Mengandung
Panduan Dalam Keseharian INDONESIA POWER Dalam Berbisnis. INDONESIA POWER Yang
Telah Di Luncurkan Pada Tanggal 3 Oktober 2011 Memuat Cara Berpikir Dan
Bertindak Insan INDONESIA POWER,Serta Penerapannya Dalam Berbagai Aspek
Kehidupan Berbisnis Indonesia Power.
· UJP PLTU JABAR 2 Pelabuhan Ratu
Unit Jasa Pemeliharaan Pltu Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu
(UJPJPR) Adalah Satuan Organisasi Dilingkungan PT. Indonesia Power Yang
Melaksanakan Fungsi Operasional Perusahaan Meliputi Pengelolaan Operasi Dan
Pemeliharan Pembangkit Tenaga Listrik di PLTU. Pelabuhan Ratu Sebagai Salah
Satu Program Diversifikasi Energi (PDE) 10.000 MW Tahap 1. PLTU Pelabuhan Ratu
Dengan Kapasitas 3 X 350 MW, Untuk Saat Ini Adalah PLTU Batu Bara terbesar di
provinsi jawa barat. PLTU Pelabuhan Ratu Menggunakan Bahan Bakar Batubara 13000
Ton Batubara Per-Hari Atau 0.5 Kg / kWh. Batubara Yang Digunakan Dipasok Dari
Beberapa Perusahaan Yang Tersebar Di Sumatera Dan Kalimantan. Disamping Itu
Pembangkit Ini Juga Menggunakan Bahan Bakar Minyak Diesel / HSD
Untuk Start awal.
Indonesia Power terus mendorong peningkatan implementasi
good corporate governance (GCG) dan berupaya menciptakan budaya yang menjunjung
tinggi integritas, profesionalisme dan kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku sejalan dengan prinsip-prinsip GCG (Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas, Independensi, Fairness) diharapkan menjadi sarana untuk
mencapai tujuan perusahaan menjadi lebih baik yaitu dengan menghambat
praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, meningkatkan disiplin anggaran,
mendayagunakan pengawasan dan mendorong efisiensi pengelolaan perusahaan.
Pengembangan dan penerapan GCG merupakan wujud komitmen
perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitasnya dalam
jangka panjang, yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan berupa
peningkatan kinerja dan penciptaan citra perusahaan yang baik.
Indonesia Power terus mgoptimalkan penerapan GCG melalui
penguatan infrastruktur, penyesuaian sistem dan prosdur yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan GCG yang semakin efektif. Prakti GCG di Indonesia telah
diukur melalui berbagai bentuk pengukuran baik berdasarkan satndar penilaian
PLN maupun standar Kementrian BUMN sejak 2008.
Pada tahun 2012, telah dilakukan penilaian dengan mengacu
pada keputusan Sekretaris Mentri BUMN Nomor SK-16/S. MBU/2012 tanggal 6 juni
2012 yang mencakup 6 (enam) aspek pokok
yaitu : Komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan, Pemegang
saham dan RUPS/Pemilik Modal.
Deewan komisaris, Direksi, Pengungkapan Informasi dan
Transparansi, Aspek lainnya. Dari hasil penilaian tersebut diperoleh skor
sebesar 84,772% sehingga secara keseluruahan ahsil assessment GCG PT IP tahun
2012 berpredikat “Baik”.
Indonesia Power tealah melengkapi kebijakan pendukung GCG
lainnya (Softstructure GCG), antara lain adalah Board Manual, Charter,
Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System / WBS) dan
berbagai kebijakan dan prosedur perusahaan.
PT. Indonesia Power memahami pentingnya hubungan kerja yang
harmonis serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola, manajemen dan staf
untuk mempertahankan dan meningkatkan praktek GCG di perusahaan secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah
membentuk dua komite di tingkat Dewan Komisaris yakni Komite Audit dan Komite
Manajemen Risiko. Setiap Komite diketahui oleh anggota Dewan Komisaris, dan
tugas serat tanggung jawab masing-masing Komite tercantum dalam masing-masing
piagam yang dimiliki. Dewan komisaris, komite-komite ditingkat Dewan Komisaris,
Direksi, dan manajemen senior terus menigkatkan kapabilitas di dalam proses
pengawasan dan pengelolaan perusahaan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Sebagai salah satu pilar GCG,
manajemen risiko memegang peran penting dalam memberikan jaminan yang wajar
atas pencapaian sasaran keberhasilan usaha. Oleh karenanya, selaras dengan Road map penerapan GCG, salah satu
tantangan dari Implementasi Enterprise
Risk Management adalah bagaimana pengelolaan risiko itu bisa menjadi bagisn
dari budaya kerja korporasi. Penerapan yang konsisten dan signifikan akan
memberi manfaat kepada keberlangsungan operasional perusahaan.
Sebagai perusahaan yang bergerak
dalam penyediaan energi listrik melalui pengoperasian instalasi pembangkit
tenaga listrik yang bersifat vital, kegiatan operasi berdampak pada tidak
tersedianya energi listrik dan mungkin akan menyisakan berbagai dampak lainnya
yang akan dirasakan oleh pemangku kepentingan. Oleh sebab itu, pengelolaan
risiko menjadi persyaratan yang sangat penting bagi Indonesia Power, selain
membangun infrastruktur dan sistem pengelolaan risiko terus di tingkatkan melalui
berbagai sosialisasi dan pelatihan kepada pegawai dari berbagai jenjang di
perusahaan. Karena sebaik-baiknya infrastruktur dan sistem pengelolaan risiko,
tanpa kesadaran dan konsistensi pelaksanaannya oleh seluruh jajaran perusahaan,
maka tidak akan dapat memberi manfaat berarti bagi perusahaan.
Kesipaan dalam pengelolaan risiko
juga dilakukan melalui peningkatan kompetensi dan keahlian peagawai melalui
program sertifikasi tingkat lokal maupun internasional, serta program-program
pelatihan bidang manajemen risiko lainnya. Sertifikasi yang diraih pegawai
Indonesia Power dalam bidang manajemen risiko, yaitu : sertifikasi ERMCP (Enterprise Risk Management Certified
Profesional), ERMAP (Enterprise Risk
Management Associate Profesional), CRMP
(Certified Risk Management
Profesional).
· PT. COGINDO DAYA BERSAMA
· PT. ARTHA DAYA COALINDO
· PT. TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL
POWER
· PT. INDO RIDLATAMA POWER
· PT. PUTRA INDOTENAGA
PT. Indonesia Power adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang dibangun di Tatar Pasundan Kota
Palabuhanratu, Jawa Barat, Indonesia. PLTU Pelabuhan Ratu 3 x 350 MW Lokasinya
terletak di Pantai Cipatuguran, Kelurahan Jayanti, Kota Palabuhanratu. Proyek
ini dikerjakan oleh konsorsium Shanghai Electric Corp Ltd dan Maxima
Infrastruktur.
Secara
etimologi kata arsip berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu Archium yang
artinya peti untuk menyimpan sesuatu. Semula pengertian arsip itu menunjukan
tempat atau gedung tempat penyimpanan arsipnya, tetapi perkembangan terakhir
orang lebih cenderung menyebut arsip sebagai warkat itu sendiri. Schollenberg
menggunakan istilah archives sebagai kumpulan warkat itu sendiri, dan archives
institution sebagai gedung arsip atau lembaga kearsipan.
Kata
arsip dalam bahasa latin disebut felum (bundle) yang artinya tali atau benang.
Dan memang pada zaman dahulu tali atau benang inilah yang digunakan untuk
mengikat kumpulan warkat / surat. Sehingga arsip-arsip itu mudah digunakan.
Arsip
adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur, terencana, karena
mempunyai nilai sesuatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat ditemukan
kembali. Jadi sebagai intinya arsip adalah himpunan lembaran-lembaran tulisan.
Catatan tertulis yang disebut warkat harus mempunyai tiga syarat yaitu disimpan
secara berencana dan teratur, mempunyai sesuatu kegunaan, dan dapat ditemukan
kembali secara tepat.
Kearsipan
berasal dari kata arsip dalam bahasa inggrisnya file sedangkan kearsipan
disebut filling. File adalah bendanya sedangkan filling adalah kegiatannya.
Menurut Kamus Administrasi
Perkantoran oleh Drs. The Liang Gie :
a.
Penyimpanan warkat (filling)
merupakan kegiatan menaruh warkat-warkat dalam suatu tempat penyimpanan secara
tertib menurut sistem, susunan dan tata cara yang telah ditentukan, sehingga
pertumbuhan warkat-warkat itu dapat dikendalikan dan setiap kali diperlukan
dapat secara cepat ditemukan kembali. Lawan dari penyimpaan warkat (filling)
adalah pengambilan warkat (finding).
b. Sistem penyimpanan warkat (filling
system) adalah rangkaian tata cara yang teratur menurut suatu pedoman untuk
menyusun warkat-warkat sehingga bilamana diperlukan lagi, warkat-warkat itu
dapat ditemukan kembali secra tepat.
Jenis-jenis arsip dapat dibedakan
sebagai berikut :
a.
Arsip menurut Subjek atau isinya
dapat dibedakan mejadi 4 yaitu :
1) Arsip Kepegawaian, contoh : Daftar
riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat pengangkatan pegawai dan rekaman
prestasi.
2) Arsip Keuangan, contoh : Laporan
keuangan, bukti pembayaran, daftara gaji, buku pembelian, dan surat perintah
bayar.
3) Arsip Pemasaran contoh : Surat
penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar pelanggan, dan
daftar harga.
4) Daftar Pendidikan, contoh :
Kurikulum, satuan pelajaran, daftar hadir siswa, dan transkip mahasiswa.
b. Arsip menurut Bentuk dan wujud
Fisiknya. Penggolongan arsip menurut bentuk dan wujudnya, khusunya lebih
didasarkan pada tampilan fisik media yang dugunakan dalam merekam informasi.
Menurut bentuk dan wujud fisiknya, arsip dapat dibedakan menjadi :
1) Surat, contohnya : Naskah perjanjian
/ kontak, akta pendirian perusahaan, surat keputusan, notulen rapat, berita
acara, laporan dan tabel.
2) Pita rekaman
3) Mikrofilm\
4) Disket
5) Compact disk
6) Flast disk
c.
Arsip menurut Nilai Gunanya.
Penggolongan arsip berdasarkan nilai dan kegunaannya ada 7 macam, yaitu :
1) Arsip bernilai informasi, contoh :
Pengumuman, pemberitahuan, dan undangan
2) Arsip bernilai administrasi,
contohnya : Ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur kerja,
dan uraian tugas pegawai.
3) Arsip bernilai hukum, contohnya :
Akta pendirian perusahaan, akta kelahiran, akta perkawinan, surat perjanjian,
surat kuasa, dan keputusan pengadilan.
4) Arsip bernilai sejarah, contohnya :
Laporan tahuanan, notulen, notulen rapat, dan gambar foto dan peristiwa.
5) Arsip bernilai ilmiah, contohnya :
Hasil penelitian
6) Arsip bernilai keuangan, contohnya :
Kuitansi, bon penjualan, dan laporan keuangan.
7) Arsip bernilai pendidikan, contohnya
: Karya ilmiah para ahli, kurikulum, satuan pelajaran dan program pelajaran.
d. Arsip menurut Sifat Kepentingannya.
Penggolongan arsip menurut kepentingannya atau urgensinya ada beberapa macam,
yaitu :
1) Arsip tak berguna, contohnya : Surat
undangan, dan memo
2) Arsip berguna, contohnya :
Presentasi pegawai, surat permohonan cuti dan surat pesanan barang.
3) Arsip penting, contohnya : Surat
keputusan, daftar riwayat hidup pegawai, laporan keuangan, buku kas dan daftar
gaji.
4) Arsip vital , contohnya : Akta
pendirian perusahaan, buku induk pegawai, sertifikat tanah / bangunan, dan
ijazah.
e.
Arsip menurut Fungsinya. Penggolongan
arsip berdasarkan fungsi arsip dalam mendukung kegiatan organisasi ini ada dua,
yaitu :
1) Arsip dinamis, yaitu arsip yang
masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan kantor sehari-hari.
2) Arsip statis, yaitu arsip yang sudah
tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.
f.
Arsip menurut Tempat / Tingkat
Pengolahannya. Penggolongan arsip berdasarkan tempat atau tingkat pengolahannya
dan sekaligus siapa bertanggung jawab, dapat dibedakan menjadi:
1) Arsip pusat, yaitu arsip yang
disimpan secara sentralisasi atau berada di pusat oragnisasi yang berkaitan
dengan lembaga pemerintah dan arsip nasional pusat Jakarta.
2) Arsip unit, yaitu arsip yang berada
di unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dengan lembaga pemerintah dan
arsip nasional di daerah ibu kota provinsi.
g. Arsip menurut Keasliannya.
Penggolongan arsip berdasarkan tingkat keaslian dapat dibedakan menjadi :
1) Arsip asli, yaitu dokumen yang
terkena hentakan mesin tik, cetakan printer, tanda tangan, serta legalisasi
asli yang merupakan dokumen utama.
2) Arsip tembusan, yaitu dokumen kedua,
ketiga dan sterusnya yang dalam proses pembuatannya bersama dokumen asli,
tetapi ditujukan kepada pihak selain penerimaan dokumen asli.
3) Arsip salinan, yaitu dokumen yang
proses pembuatannya tidak bersama dengan dokumen asli, tetapi memiliki
kesesuaian dengan dokumen asli.
h. Arsip menurut Kekuatan Hukum.
Penggolongan arsip berdasarkan kekuatan hukum atau legalitas dari sisi hukum
dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1) Arsip autentik, yaiut arsip yang diatasnya
terdapat tanda tangan asli dengan tinta (bukan fotocopy atau film) sebagai
tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan. Arsip-arsip autentik dapat
digunakan sebagai bukti hukum yang sah.
2) Arsip tidak autentik, yaitu arsip
yang diatasnya tidak terdapat tanda tangan asli dengan tinta, arsip ini dpat
berupa fotocopy, film, mikrofilm, dan hasil print komputer.
Sistem
kearsipan adalah suatu rangkaian kerja yang teratur yang dapat dijadikan
pedoman untuk penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat
ditemukan cepat dan tepat.
Kearsipan juga dapat didefinisikan
sebagai kegiatan yang meliputi penciptaan arsip, penyimpanan arsip (filling),
penemuan kembali arsip (finding) dan penyusutan arsip (pengamanan,
pemeliharaan, dan pemusnahan) sebagai bagian dari kegiatan kearsipan, filling
mempunyai peranan yang sangat penting.
Menurut Atmosudirjo dalam Ig.
Wursanto (1991 : 22) Mengatakan bahwa pada pokoknya sistem kearsipan terdiri
dari 2 bagian yaitu sebagai
berikut :
1. Sistem pengatur tertiban atau
arangement system
a.
Sistem klasifikasi numerial (menurut
angka)
b. Sistem klasifikasi alfabetis
(menurut abjad)
2. Sistem perawat simpanan atau safe
keeping system.
Pendapat
G.R. Terry mengenai macam-macam sistem penyimpanan arsip seperti yang dikutip
oleh Sutarto (1992 :173) adalah sebagai berikut :
1. Alphabetical
arrangement
(susunan abjad)
a.
Subjek
(pokok soal)
b. Phonetic (suara)
2. Numerical
arrangement (susunan
nomor)
a.
Serial (seri)
b. Coded
(kode)
3. Geographical
arrangement (susunan
wilayah)
4. Choronlogocal
arrangement (susunan
tanggal)
Menurut Zulkifli amsyah (1992 : 71) menyatakan bahwa :
Pada dasarnya sistem penyimpanan arsip atau sistem kearsipan
ada 2 jenis urutan abjad dan angka. Sistem penyimpanan yang berdasarkan urutan
abjad adalah sistem nama (sering disebut sistem abjad), sistem geografis, dan
sistem subjek. Sedangkan nama yang berdasarkan urutan angka adalah sistem
numeric (sistem subjek dengan kode no)
Sedangkan menurut Geoffery Mills dan Oliver Standingford,
dalam sutarto (1992 : 171) mengemukakan sistem penyimpanan warkat digolongkan
menjadi 6 macam sistem utama, yaitu :
a. Alphabetical
– sistem abjad
b. Subjek
– sistem subjek
c.
Geographical – sistem wilayah
d. Choronological
of them – sistem
tunggal.
Dari beberapa pendapat para ahli
tersebut di atas mengenai macam-macam kearsipan dapat peneliti simpulkan, pada
dasarnya sistem kearsipan dapat peneliti simpulkan, pada dasarnya sistem
kearsipan ada 5 macam yaitu sebagai
berikut :
a. Sistem Abjad
Sistem
penyimpanan arsip menurut abjad berarti warkat yang dibuat atau yang diterima
oleh lembaga atau insatnsi tertentu yang didalamnya memuat nama orang, nama
organisasi, nama wilayah, ataupun juga nama pokok soal disimpan menurut taat
urutan abjad mulai dari huruf A sampai huruf Z. Abjad yang dipergunakan adalah
abjad pertama dari suatu nama setelah nama-nama itu di indeks menurut aturan
atau ketentuan yang berlaku untuk masing-masing nama. Setelah nama-nama
tersebut di indeks berulah disususun menurut susunan abjad. Peraturan atau
filling tersebut merupakan standart peraturan-peraturan yang ditentukan oleh
organisasi, sehingga semua anggota organisasi harus mengikuti prosedur yang
telah ditentukan.
Sistem penyimpanan arsip menurut abjad dapat dilakukan dengan 2 cara :
1) Menurut susunan abjad huruf demi
huruf istila-istilah atau nama-nama yang terdiri 2 kata atau lebih dianggap
satu kata. Misal :
a) Gunung merapi menjadi Gunungmerapi
b) Sinar harapan menjadin Sinarharapan.
2) Menurut susunan abjad kata demi
kata. Dalam susunan abjad kata demi kata, nama-nama yang terdiri dari 2 kata
atau lebih, ditulis menjadi satu.
3) Masing-masing kata berdiri sendir.
Misal
a) Jakarta Utara
b) Banjar Negara
b. Sistem Subjek
yang
dimaksud dengan subjek ialah judul pokok masalah yang berhubungan dengan
instansi atau organisasi yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan penyimpanan arsip
ini, seorang arsiparis harus dapat menentukan dahulu masalah-masalah apa yang
menjadi fokus atau yang dipermasalahkan dalam surat setiap harinya.
Masalah-masalah tersebut dikelompokan menjadi satu subjek. Misal :
masalah-masalah yang berkenaan dengan keuangan dikelompokan menjadi satu
masalah pokok (subjek) dibawah keuangan, dan seterusnya. Selanjutnya masalah-masalah
itu dijadikan sub subjek dari pokok masalah (subjek) misalnya : keuangan :
Bonus, gaji, hadiah tahun baru, lembur, dan seterusnya
c.
Sistem Geografis
adalah suatu sistem penyimpanan
arsip berdasarkan pembagian wilayah atau daerah tertentu. Dalam hal ini
pengelompokannya didasarkan atas satuan daerah tertentu, seperti pulau,
kepulauan, provinsi, kabupaten, dan sebagainya. Dalam pelaksanaanya, yang harus
dilakukan adalah menetukan satuan daerah kemudian disusun menurut abjad agar
mempercepat penemuannya kembali. Contoh : berdasarkan Ibukota provinsi : Ambon,
Banda Aceh, Bandung, Banjarmasin, Bengkulu, Denpasar, Dili, dan seterusnya.
Sehingga pada tiap-tiap satuan
tersebut diatas akan tersusun warkat-warkat yang bersangkutan dengan nama
orang, nama
Poikosoal yang telah diurutkan
menurut abjad pula agar penemuannya kembali dapat dengan mudah dan cepat.
d. Sistem nomor
Dalam
sistem penyimpanan menurut nomor yang dipergunakan sebagai pedoman mengatur
arsip-arsip adalah urutan angka. Sistem nomor merupakan sistem penyimpanan dan
penyusunan arsip dengan menggunakan urutan angka sebagai pedoman dalam
mengaturnya. Seorang arsiparis harus lebih dahulu membuat daftar kelompok
masalah-masalah seperti sistem subjek, baru kemudian diberikan nomor
dibelakangnya misalnya :
Kepegawaian 14
Cuti 14,1
Kenaikan pangkat 14,2
Lamaran 14,3
Seorang arsiparis dapat
mengembangkan nomor-nomor ini menjadi pembagian yang lebih kedalam desimal,
seperti 14.1, 14.2, 14.3, dan seterusnya. Dan menunujukan nomor masing-masing
masalah, daftar ini disebut dengan kartu indeks, selanjutnya juru arsip
memproses menurut nomor-nomor yang telah ditentukan dalam kartu indeks ini.
e.
Sistem tanggal
Sistem ini digunakan untuk filling
bahan-bahan yang disusun menurut urutan tanggal dari datangnya surat atau
bahan-bahan yang datangnya lebih akhir akan ditempatkan pada tempat yang paling
depan, tanpa melihat masalah atau perihal surat. Selanjutnya arsiparis akan mengelompokan
surat-surat atau bahan-bahan yang di file dalam bulan-bulan setiap tahunnya.
Dalam penyimpanan sistem tersebut mempunyai kegunaan tersebut mempunyai
kegunaan tersendiri dan tidak dapat diakatan bahwa sistem yang satu lebih baik
dari sistem yang lain.
Dengan mengucapkan alhamdulilah
kehadirat Allah SWT. Atas terselenggaranya Praktek Kerja Lapangan di PT.
INDONESIA POWER, sehingga tersusun laporan ini. Sehngga dapat memenuhi tugas
pembelajaran Praktek Keahlian.
Semoga dengan adanya laporan ini
dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih berarti, dan tidak lupa
penyusun sampaikan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.
Selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. INDONESIA ini, penyususn juga
mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang berharga. Sehingga penyusun
mengerti, bahwa dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
Setelah
melaksanakan Praktek Kerja di PT. INDONESIA POWER begitu banyak pengalaman yang
diperoleh yang belum penyususn dapatkan dari sekolah. Melalui Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang dapat lebih membuka pikiran terhadap hal-hal baru dan
informasi-informasi luas, sehingga bisa menambah wawasan yang lebih luas.
Praktek
Kerja Lapangan (PKL) sendiri mengandung pengertian pendidikan dua arah atau dua
sisi, yaitu pendidikan di dalam dan di luar sekolah. Tujuan PKL itu sendiri
adalah untuk menciptakan siswa yang mempunyai etos kerja tinggi dan mempunyai
keterampilan serta kemampuan yang cukup untuk dapat terjun langsung ke
masyarakat.
Praktek
Kerja Lapangan (PKL) akan berjalan baik bila semua unsur-unsur menjadi penopang
saling melengkapi, seperti guru, siswa, muapun karyawan. PKL sangatlah penting
mengingat zaman sekarang kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang
terampilan profesional sangat dibutuhkan. Dan penyusun yakin pendidikan di
Kabupaten Sukabumi akan semakin maju
bila program ini benar-benar dilaksanakan dengan baik serta dengan adanya
usaha.
Kerjasama
yang telah terjalin antara SMK Al-Fajar Palabuhanratu dan PT.
INDONESIA POWER terutama dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri agar dapat
lebih di tingkatkan lagi supaya proses pelaksanaan Praktek Kerja Industri di
masa yang akan datang akan semakin lancar dan supaya lebih mudah dalam hal
penyaluran lulusan-lulusan SMK Al-Fajar Palabuhanratu.
a.
Diharapkan sekolah dapat lebih
meningkatkan materi dan bimbingan kepada siswa, agar lebih siap dalam
melaksanakan Praktek Kerja.
b. Perkembangan teknologi semakin pesat
terutama aplikasi teknologi di dunia kerja perlu diimbangi dengan persiapan
yang matang oleh siswa atau siswi SMK Al-Fajar Palabuhanratu,
sehingga penulis menyarankan agar pihak sekolah memperlengkap alat-alat praktek dan buku-buku
penunjang belajar agar siswa mendapat gambaran informasi teknologi terkini yang
dipakai oleh dunia industri.
c.
Pihak sekolah hendaknya menempatkan
siswa praktek di tempat kerja yang sesuai dengan jurusan / keahliannya.
d. Diharapkan pembimbing praktek dari
sekolah lebih memperhatiakn untuk bimbingannya yang melaksanakan praktek kerja.
e.
Pembimbing diharapkan lebih sering
memberikan arahan agar menambah keterampilan siswa praktek.
f.
Pembelajaran teknologi komunikasi
agar lebih ditingkatkan.
a.
Pembekalan yang diberikan oleh
sekolah harus diikuti dengan baik dan tertib sehingga memudahkan saat
pelaksanaan praktek kerja.
b. Persiapan kemampuan maupun
keterampilan sebaik mungkin sebelum masuk dunia kerja.
c.
Selalu mengikuti dan mematuhi tata
tertib yang ada di instansi.
Menjaga
nama baik sekolah di instansi yang akan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
WWW.INDONESIAPOWER.CO.ID
1. Manfaat yang didapat pada saat
pelaksanaan Prakerin di perusahaan.
a. Mengetahui tentang bagaimana merekap
absensi karyawan
b. Dapat menambah ilmu baru tentang
bagaimana mengoperasikan mesin scan
c. Mengetahui tentang data karyawan
tentang penggantian dinasnya
d. Mengetahui tantang cara mengolah
atau mengelola data karyawan secara rapih dan benar
e. Mengetahui dan menerapkan sikap dan perilaku
yang harus dimiliki seorang pekerja.
2. Hubungan antara aplikasi pekerjaan
dengan materi pembelajaran di kelas ada hubungannya, karena di aplikasi
pekerjaan pun terdapat beberapa materi yang diajarkan di sekolah seperti
microsoft excel.
3. Sikap dan perilaku yang harus
dimiliki seorang pekerja di suatu perusahaan IP-AKSI
a. Integritas
Bertindak
sesuai etika perusahaan serta memberikan yang terbaik bagi perusahaan
Kata kunci : Demi Perusahaan
b. Profesional
Menguasai
pengetahuan, keterampilan dan kode etik bidang pekerjaan serta melaksanakannya
secara akurat dan konsisten
Kata kunci : Tahu, Mampu, dan Mau,
serta menyayangi Pekerjaan
c. Proaktif
Peduli
dan cepat tanggap melakukan peningkatan kinerja untuk mendapatkan kepercayaan
stakeholder
Kata kunci : peduli, Cepat Tanggap,
Peningkatan Kinerja
d. Sinergi
Membangun
hubungan kerja sama yang produktif atas dasar saling percaya untuk menghasilkan
karya unggul
Kata kunci : Saling Percaya, Kerja
Sama, Karya Unggul.
Goblok, gak ngotak main copas artikel punya gw aja
BalasHapusBLOGER BERMAIN DENGAN AGC HARAAAMMMMMM !!!!
BalasHapusRasakan https://www.xnxx.com
BalasHapus